Saturday, April 14, 2012

SoftSkill :: Ilmu Budaya Dasar -- Sinopsis Buku Fiksi :: Mentari di Sekotong

Sebuah kesempurnaan hidup telah berhasil dicapai oleh Arni. Selain memiliki paras nan cantik dan mempesona, beberapa waktu lalu dia juga sukses menyabet gelar sarjana perikanan dari sebuah universitas di Bandung dengan nilai Ilmu Pengetahuan yang di atas rata-rata. Kemampuan dan kemauan yang keras mendorongnya untuk segera meninggalkan Bandung guna menggapai cita-cita di Desa Sekotong, Lombok. Sementara itu, Ardi yang merupakan kekasihnya meminta untuk menunda kepergiannya dan menerima paket pendidikan di Amerika dari orang tua Ardi untuk mereka berdua. Kedua orang tua Ardi sangat menyayangi Arni seperti halnya menyayangi anak sendiri. Awal perkenalan mereka terjadi di suatu tempat kursus komputer sekitar tiga tahun yang lalu. Pada waktu itu, orang tua Ardi yang saat itu mengantarkan Ardi ke tempat kursus komputernya bertemu dengan Arni yang dikenal sebagai gadis yang sopan dan ramah kepada setiap orang.
Segalanya telah dipertimbangkan oleh Arni dengan matang, dia pun segera menuju ke Bandara Soekarno Hatta bersama dengan Ardi. Mereka sama-sama akan pergi namun dengan tempat tujuan yang berbeda, Arni ke Lombok sementara Ardi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan guna meneruskan perusahaan ayahnya.
Setibanya di Bandara Selaparang, Arni langsung naik taksi menuju Sekotong. Dalam perjalanannya menuju tempat tujuan, dia menjumpai tiga orang ibu paruh baya yang membawa batu karang dari tepi laut. Arni pun mencoba mengorek infomasi dari ketiga wanita tersebut. Ternyata, mereka melakukannya atas perintah dari orang yang bernama Pak Dudung. Selain itu, dia juga mendapatkan informasi lain mengenai Pak Dudung, salah satunya mengenai Kasim, anaknya yang sedang terbaring sakit. Mendengar informasi itu, hatinya menjadi tersentuh. Dia pun mengajak ketiga wanita tersebut untuk mengantarkannya ke rumah Pak Dudung. Kasim yang hanya bisa berbaring lemah dan menahan rasa sakit membuatnya menjadi tidak tega. Tanpa banyak berfikir, dia langsung membawa Kasim dan Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram walaupun Pak Dudung sedang tidak ada di rumah karena mencari dukun sakti untuk menyembuhkan Kasim. Bu Dudung yang belum mengenal Arni pun langsung menyetujui saja mengingat kondisi anaknya yang sudah parah. Selang beberapa saat setelah kepergian Arni, Kasim, dan Bu Dudung, Pak Dudung yang pulang bersama seorang dukun sakti kaget setelah melihat rumahnya kosong. Dia sempat mengira anak dan istrinya diculik makhluk halus untuk dijadikan tumbal. Namun ternyata perkiraannya salah setelah kepala desa setempat memberikan keterangan bahwa seorang gadis bernama Arni telah membawa Kasim bersama Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram. Dengan perasaan kesal, Pak Dudung pun pergi ke rumah sakit tersebut.
Sesampainya di rumah sakit, Pak Dudung langsung menuju ke kamar rawat Kasim. Di sana, dia disambut wajah ketakutan istrinya. Bu Dudung takut akan dimarahi karena membawa Kasim ke rumah sakit tanpa sepengetahuan suaminya tersebut. Berbagi alasan pun disampaikannya untuk mencegah kemarahan Pak Dudung. Namun, setelah melihat keadaan anaknya menjadi lebih baik, wajah Pak Dudung tampak gembira. Hal itu sungguh mengherankannya karena dalam menghadapi setiap masalah biasanya Pak Dudung selalu dengan marah. Pak Dudung menjadi merasa berhutang budi pada Arni. Dia pun menghadiahkan seekor sapi miliknya untuk Arni. Namun, hadiah tersebut ditolak Arni dengan halus. Dia hanya menginginkan satu permintaan kepada Pak Dudung. Permintaan yang dia ajukan hanya menginginkan agar semua pihak yang terlibat dalam pengambilan batu karang laut dikumpulkan dalam suatu tempat. Dan Permintaan itu pun dipenuhi oleh Pak Dudung.
 Pertemuan singkat antara dirinya dengan seluruh pihak yang terlibat dalam pengambilan batu karang dimanfaatkan oleh Arni untuk membahas tentang dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya aktivitas pengambilan batu karang bagi ikan-ikan dan biota laut yang lain. Akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk tidak lagi mengambil batu karang di pantai. Selain menyampaikan hal tersebut, Arni juga menyampaikan kabar gembira tentang rencana pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan menyiapkan beberapa kapal motor yang dapat dipergunakan untuk mencari ikan. Dengan adanya kapal motor tersebut, pendapatan para nelayan dan penduduk Desa Sekotong menjadi lebih dari cukup. Mereka pun  dapat membangun sebuah koperasi desa yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dua tahun sudah Arni  tinggal di Desa Sekotong. Dia kaget ketika Ardi muncul dihadapannya. Ternyata kedatangan Ardi ingin mengajaknya menikah.. Dia pun menyampaikan satu syarat kepada Ardi jika ingin menikah dengannya, yaitu meminta agar mas kawinnya adalah sebuah empang ikan di desa Sekotong. Syarat tersebut dapat disetujui oleh Ardi dan dalam kurun waktu dua bulan pembuatan empang ikan pun selesai. Arni dan Ardi akhirnya menikah di Desa Sekotong dengan mas kawin sebuah empang ikan. Pesta pernikahan keduanya pun dilaksanakan dengan meriah dan mewah. Seluruh penduduk Desa Sekotong sangat antusias mengikuti pesta pernikahan tersebut.

Klik DI SINI untuk mengetahui informasi tentang identitas buku dan unsur-unsur intrinsiknya.

No comments:

Post a Comment