Wednesday, December 14, 2011

SoftSkill :: Ilmu Sosial Dasar -- Individu, Keluarga, dan Masyarakat

I.         PEMAHAMAN TENTANG INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
  A.   INDIVIDU
Kata “ individu” berasal dari Bahasa Latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”, yang merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dengan kata lain, individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan.
Individu didefinisikan sebagai seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, tetapi juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku dirinya yang spesifik. Terdapat 3 aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik-jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek sosial, yang apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.

Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan individu yang wajar dan normal harus melalui proses perkembangan lahir dan batin yang seimbang di antara keduanya, dimana perkembangan yang dimaksud merujuk pada perubahan-perubahan yang terjadi menuju ke arah yang lebih dewasa dan maju, baik jiwa maupun raganya.
Menurut beberapa sumber yang ada, hingga saat ini terdapat 3 aliran konsep pertumbuhan individu yang dianut oleh para ahli dari berbagai belahan dunia, yaitu:
1.             Aliran Asosiasi
Pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi, yaitu terjadinya perubahan pada individu secara bertahap dikarenakan adanya pengaruh, baik dari pengalaman luar melalui panca indera yang menimbulkan sensasi-sensasi maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksi-refleksi.
2.             Aliran Psikologi Gestalt
Pertumbuhan adalah proses diferensiasi, yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama-tama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3.             Aliran Sosiologi
Pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial dan sosial yang kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Faktor-Faktor Pengaruh Pertumbuhan Individu
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu menurut beberapa pemahaman yang ada:
1.        Menurut Paham Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
2.          Menurut Paham Empiristik dan Envinronmentalistik, pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar (faktor bawaan lahir) tidak berperanan sama sekali.
3.       Menurut Paham Konvergensi dan Interaksionisme, interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
4.          Beberapa paham lainnya menyebutkan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh kondisi psikologi individu itu sendiri.

Tugas Dasar Individu
Individu pada dasarnya memiliki tugas terhadap dirinya sendiri, antara lain:
1.     Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
2.       Menghiasi diri dengan budi pekerti yang baik serta akhlak yang terpuji, dimana setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti sehingga akan tercipta kesejukan dalam kehidupan.

  B.   KELUARGA
Kata “keluarga” berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” atau “kelompok kerabat”. Dalam arti lain, keluarga menjadi suatu wadah atau lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Sedangkan menurut Durkheim, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil dari faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan. Beberapa ahli lainnya mendefinisikan Keluarga sebagai unit satuan terkecil yang terdapat di masyarakat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan sekelompok orang yang saling terikat satu sama lain karena adanya hubungan darah dan perkawinan, yang terdiri dari:
1.            Keluarga inti/batih (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2.          Keluarga tua (extended family), yaitu keluarga kekerabatan yang terdiri dari beberapa keluarga inti/batih yang saling terikat oleh hubungan orang tua anak atau saudara sekandung , yang tinggal bersama di suatu tempat yang besar.
3.         Keluarga individu, yaitu keluarga yang dapat disebut pula dengan keluarga inti/batih yang belum lengkap dikarenakan keluarga ini hanya terdiri dari individu keturunan saja yang belum melakukan pernikahan.

Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga meliputi:
1.             Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya pengaturan seksual. Oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga muncul untuk mengatur seksual yang tidak dapat dikontrol sehingga tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2.             Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk keturunan. Banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan menambah beban hidup, namun tidak sedikit pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan bagi orang tua di masa depan.
3.             Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat yang ruang lingkupnya lebih luas, perlu halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu dalam keluarga agar terbentuk kepribadian yang mantap, serta sikap, perilaku, dan tanggapan emosi yang baik dan terkontrol, sehingga ketika bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4.             Kontrol Sosial
Fungsi lain dari keluarga yaitu memberikan pembekalan berupa suatu sistem nilai kepada individu pada masa pertumbuhan menjadi dewasa sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat yang berfungsi pula sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.

  C.   MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam Bahasa Arab, yaitu “syaraka” yang berarti “ikut berpartisipasi”. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antarentitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen, yaitu saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Peter L. Berger, seorang ahli sosiologi mendefinisikan masyarakat sebagai suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang bersifat luas. Sedangkan Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial, masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Menilik kenyataan di lapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, atau bisa pula berlatar belakang dari berbagai suku.
Berdasarkan taraf perkembangannya, masyarakat dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1.             Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive), pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin ini nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya perbedaan kemampuan fisik antara pria dan wanita dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas pada saat itu.
2.             Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dibedakan lagi menjadi 2 kelompok, antara lain:
a.             Masyarakat Non-Industri
Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antaranggotanya terjadi lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group. Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggotanya dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut hubungan tidak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi dan pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan/keahliannya masing-masing, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b.            Masyarakat Industri
Pada kelompok masyarakat ini, pembagian kerja didasarkan pada kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki anggotanya secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Sebagai contohnya adalah tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, dan lain sebagainya.

II.     HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Individu, keluarga, dan masyarakat merupakan aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa tidak akan pernah ada keluarga tanpa ada individu. Demikian pula dengan masyarakat yang tidak akan pernah terbentuk tanpa adanya individu dan keluarga. Sementara di sisi lain, untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, individu membutuhkan keluarga dan masyarakat sebagai media untuk membentuk karakter dan mengekspresikan dirinya.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pulalah individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial, dalam hal ini adalah kehidupan bermasyarakat, dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas daripada keluarga. Di dalamnya, individu menjewantahkan apa saja yang sudah dipelajari dari lingkungan keluarganya.